Cara Menghitung Biaya Persediaan
Menghitung biaya persediaan dapat kita lakukan dengan menggunakan formula di Excel. Walaupun
sudah ada dan banyak software yang berfungsi untuk menghitung biaya
persediaan dalam berbagai bidang industri namun menghitung biaya
persediaan secara manual dengan menggunakan program Excel pun masih
sangat diperlukan hal ini dimaksudkan agar kita mengetahui konsep dan
prinsip dasar penghitungan biaya persediaan. Atau mungkin saja pada
software yang tersedia masih belum bisa memberikan atau menampilkan data
yang sesuai dengan apa yang kita harapkan oleh karena itu kita masih
harus mengolahnya dengan menggunakan aplikasi Excel. Jika Anda belum
memahami apa itu Excel dan bagaimana cara menggunakannya maka diblog ini
bisa Anda baca juga tulisan-tulisan saya yang membahas tentang program
aplikasi Excel, dari pengertian dan pemahaman Excel sampai dengan cara menggunakan Excel. Anda juga bisa download aplikasi persedian Excel. Saran
saya lebih baik Anda memahami terlebih dahulu tentang program Excel
agar Anda pun bisa langsung menerapkannya setelah membaca tulisan cara
menghitung biaya persediaan ini.
Pada kesempatan kali ini saya mencoba membahas bagaimana menghitung biaya persediaan produksi dengan menggunakan program Excel. Kenapa saya bahas soal ini ? karena ini berdasarkan pengalaman saya yang kebetulan bekerja di sebuah perusahaan swasta di Indonesia yang bertanggung jawab di departemen PPIC dan Engineering. Tetapi untuk pembahasan pada artikel ini saya lebih memfokuskan pembahasannya ke ruang lingkup departemen PPIC.
Pada kesempatan kali ini saya mencoba membahas bagaimana menghitung biaya persediaan produksi dengan menggunakan program Excel. Kenapa saya bahas soal ini ? karena ini berdasarkan pengalaman saya yang kebetulan bekerja di sebuah perusahaan swasta di Indonesia yang bertanggung jawab di departemen PPIC dan Engineering. Tetapi untuk pembahasan pada artikel ini saya lebih memfokuskan pembahasannya ke ruang lingkup departemen PPIC.
Apa itu PPIC ? sedikit penjelasan dari saya, PPIC adalah singkatan dari Planning Production and Inventory Control yang jika diartikan ke bahasa Indonesia mempunyai arti yaitu Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan. Berdasarkan
arti dari PPIC maka PPIC bertanggung jawab dalam merencanakan aktivitas
produksi dan mengontrol status persediaan dalam sebuah perusahaan agar
terjadinya keseimbangan antara persediaan yang ada dengan persediaan
yang dibutuhkan, demi memperlancar proses pada suatu aktivitas produksi
sehingga terjadi ketepatan dan kesesuaian kebutuhan dari mulai raw
material sampai dengan finish goods pada sebuah manufakturing. Dengan
dasar itu maka PPIC sangat berperan penting dalam menentukan flow proses
pada sebuah industri manufakturing.
Didalam tanggung jawabnya dalam merencanakan persediaan, maka PPIC
haruslah bisa menghitung biaya-biaya terhadap persediaan perusahaan
tersebut agar dapat menentukan kapan dan berapa persediaan itu tersedia
dalam perusahaan.
Ok berdasarkan penjelasan saya diatas mungkin anda sudah sedikit
mempunyai gambaran mengenai apa itu PPIC dan bagaimana tugas serta
tanggung jawabnya. Mengenai biaya persediaan yang akan kita coba bahas
diartikel adalah bagaimana cara menghitung biaya persediaan produksi
dengan metode EOQ ( Economic Order Quantity ).
Biaya persediaan terdiri atas biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel persediaan meliputi :
- Ordering cost ( biaya pemesanan ), meliputi biaya menunggu permintaan pembeliaan, penyampaian pesanan pembelian, dan yang berhubungan dengan biaya akuntansi, serta biaya penerimaan dan pemeriksaan pemesanan. Sehubungan dengan itu, untuk meminimumkan biaya pemesanan, perusahaan harus melakukan pemesanan dalam jumlah besar, yang pada gilirannya akan meminimumkan biaya pemesanan. Jumlah unit yang dipesan berbanding terbalik dengan frekuensi pemesanan. Apabila jumlah unit yang dipesan diperbesar maka frekuensi pemesanan akan berkurang. Sebaliknya, jika unit yang dipesan diperkecil maka frekuensi pemesanan akan meningkat. Untuk mendapatkan tingkat biaya pemesanan yang optimal, estimasi nilai tersebut akan diperoleh pada titik keseimbangan dengan biaya penyimpanan.
- Storage or Holding ( biaya penyimpanan ), or carrying cost, adalah biaya atas sediaan yang terjadi sehubungan dengan penyimpanan sejumlah sediaan tertentu dalam perusahaan. Biaya ini mencakup biaya pemanasan ruangan, pendinginan ruang penyimpanan, biaya penerangan, keamanan, sewa gudang dan lain-lain. Biaya penyimpanan umumnya dihitung dengan persen tertentu terhadap harga sediaan misalnya 15% dan 20%.
Biaya variabel persediaan lazim disebut incremental cost. Dengan
demikian biaya variabel total ( Total Incremental Cost, TIC ) dapat
ditulis dalam persamaan berikut.
Sesuai dengan penjelasan diatas, biaya persediaan yang optimal akan
tercapai pada titik keseimbangan antara biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan. Visualisasinya dapat di lihat pada gambar dibawah ini.
Pada gambar diatas terlihat bahwa biaya rata-rata pemesanan ( average
ordering cost memiliki bentuk sebagai asimtot terhadap kurva. Ini
berarti, biaya rata-rata pemesanan sediaan akan mendekati nol, jika unit
yang dipesan ditambah. Sebaliknya, biaya penyimpanan memiliki perilaku
sebaliknya. Biaya penyimpanan akan berubah secara linear terhadap
perubahan unit yang dipesan. Jika unit yang dipesan ditambah, biaya
penyimpananpun akan meningkat, dan jika unit yang dipesan dikurangi,
biaya penyimpanan pun akan mengecil. Dengan adanya sifat biaya yang
demikian maka titik optimum biaya totalnya dapat dicari, yaitu melalui
titik keseimbangan antara biaya persamaan dan biaya penyimpanan.
Pesediaan optimum, seperti yang telah saya jelaskan diatas akan dicapai
pada titik keseimbangan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.
Secara matematis, keseimbangan tersebut dapat dirumuskan melalui
persamaan berikut.
Qopt sering disebut Economic Order Quantity ( EOQ ), yaitu jumlah unit
yang dipesan pada biaya yang paling murah ( ekonomis ) atau optimal.
Model ini memakai asumsi sebagai berikut :
- Permintaan selama satu tahun ( D ) diketahui tetap dan tidak berubah.
- Harga sediaan ( C ) diketahui tetap dan tidak berubah.
- Sediaan dianggap selalu tersedia sehingga dapat diperoleh setiap dibutuhkan.
- Biaya sediaan diketahui tetap dan tidak berubah.
Berdasarkan penjelasan saya diatas maka sekarang pertanyaannya bagaimana cara menghitungnya ? Ok perhatikan langkah-langkah dibawah ini yang akan saya jelaskan dengan mengambil sebuah contoh kasus.
Sebuah perusahaan memerlukan sediaan sebanyak 15.000 unit pertahun.
Biaya pemesanan Rp. 500 per order dan biaya penyimpanan 60% dari harga
sediaan per unit per tahun. Harga sediaan per unit Rp. 100. Hitunglah !
a. Berapa besar kuantitas pemesanan yang optimal ?
b. Berapa pula biaya variabel sediaan dan
c. Berapa biaya total sediaan ?
Pemecahannya :
Diketahui : D ( Demand Rate ) atau kebutuhan sediaan setahun = 15.000 unit
S ( Setup cost ) atau biaya pemesanan = Rp. 500 per order
H ( Holding cost ) atau biaya penyimpanan = 60% per unit = 60% x Rp.100 = Rp. 60
a. Penyelesaiannya dengan menggunakan rumus
maka akan didapat hasil sebagai berikut :
b. Penyelesaiannya dengan menggunakan rumus
c. Penyelesaiannya dengan menggunakan rumus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar